Nikmatnya Tubuh Cewek Jawa Campuran Cewek jepang

SangekIndo - Susine (17 tahun) adalah seorang pemain sinetron muda Indonesia berdarah Jawa-Jepang. Ia memiliki kecantikan yang khas antara oriental dan lokal, kulit yang putih, serta badan yang proporsional dengan tinggi 160cm dan berat 35kg. Rambutnya pun panjang, hitam, sedikit ikal dan tergerai dengan indah. Namanya mulai dikenal setelah membintangi film film cinta dan romantasi

Dan pada tahun 2010 Susine membintangi sinetron yang berjudul Arti Sahabat. Di sini ia digosipkan terlibat cinta lokasi dengan rekan seprofesinya, namun Susine masih belum melangkah lebih jauh selain berteman dekat dengan aktor muda itu.Sebagai artis, tentunya banyak teman-teman pria di sekolahnya yang selama ini mencoba untuk mendekati dan menjadikannya pacar. Namun Susine memang sangat pemilih dalam hal ini karena kesibukannya membuat ia sering kali tidak sempat memikirkan untuk pacaran. Karena itu pula, sekolahnya kadang menjadi terbengkalai.

Sampai-sampai saat ujian dia tidak sempat belajar akibat syuting sinetron kejar tayang. Akibatnya dia pun berpikir untuk mengambil jalan pintas, menyontek, sesuatu penyakit kronis para anak sekolahan. Malam itu sebelum ujian, dia membuat kertas contekan. Keesokan harinya, saat ujian, dengan perlahan-lahan dan jantung berdebar-debar, Susine membuka kertas contekan tersebut. Guru pengawas saat itu adalah Pak Dodo, merupakan guru olahraga di sekolahnya. Pak Dodo terkenal sebagai ‘guru killer’ di sekolah itu, tak jarang murid-murid di sana di hukum dengan sangat kejam apabila berbuat kenakalan.

Pak Dodo berwajah seperti Tarzan Srimulat. Walaupun sudah berumur 50an, tubuhnya tetap tegap bak prajurit karena sering berolahraga. Tanpa di sadari oleh Susine, Pak Dodo melihat perbuatannya yang mencontek saat ujian. Tapi bukannya menegur, Pak Dodo mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Ternyata itu adalah sebuah HP yang ada kameranya, dan dengan kamera HP itu, dia merekam perbuatan Susine yang mencontek saat ujian secara diam-diam sambil pura-pura melihat ke layar HP seolah-olah ada SMS yang masuk. Susine yang tidak sadar sedang direkam justru merasa aman karena Pak Dodo dikiranya sedang lengah dengan SMS. Ia pun buru-buru mengingat jawaban dari kertas contekan itu dan memindahkannya ke kertas jawaban.
“Hhhuuufff…!” ia bernafas lega dan juga dikejar perasaan berdosa saat berhasil memasukkan kembali kertas contekannya ke bawah jam tangannya.

Siang hari setelah ujian hari itu selesai, Susine menghela nafas panjang. Sepanjang waktu ujian, jantungnya berdetak sangat kencang karena dia takut tertangkap basah mencontek. Ketika sedang menunggu jemputan di depan, tiba-tiba Ayu, salah seorang teman sekelasnya datang menghampiri dan menegurnya.
“Eh Ki, lo dipanggil Pak Dodo tuh” kata Ayu.
“Ada apa Yu?” tanya Susine .
“Mana gue tau, gue cuma disuruh Pak Dodo manggil lo” kata Ayu.
“Waduh….apa gue ketahuan ya?” tanya Susine dalam hati dengan was-was.
Dengan tegang Susine bergegas menuju ke ruangan Pak Dodo. Sebagai guru olahraga, Pak Dodo memiliki ruangan khusus di samping gudang tempat menyimpan alat-alat olahraga. Tok… Tok… Tok…Susine mengetuk pintu ruangan itu
“Siapa?” tanya Pak Dodo.
“Saya Susine pak” kata Susine.
“Masuk!” perintah Pak Dodo.
“Bapak memanggil saya?” tanya Susine.
“Oh iya, silakan duduk” kata Pak Dodo.
“Kamu yang bernama Susine Kato?” tanya Pak Dodo.
“Iya pak” kata Susine.
“Nampaknya kamu sibuk sekali syuting ya, sampai-sampai gak sempat belajar?” kata Pak Dodo.
“Iya, cukup sibuk belakangan ini, memangnya kenapa pak?” tanya Susine.
Lalu Pak Dodo mengeluarkan HPnya,

“Lihat ini!” Pak Dodo menunjukkan video yang merekam Susine saat mencontek yang membuat matanya membelakak dan jantungnya seolah berhenti berdetak.
“Kamu tahu hukuman murid yang ketahuan mencontek saat ujian? Dia tidak boleh ikut ujian berikutnya. Berarti kamu pasti tidak naik kelas. Dan yang gawat…bagaimana kalo infotainment tahu soal ini, bisa bahaya karir kamu!” kata Pak Dodo dengan pelan namun mengancam.
“Pliss pak…iya saya mengaku salah, saya udah terlalu capek sampai gak keburu belajar untuk ujian, tapi tolong…jangan laporkan soal ini” kata Susine memohon pada Pak Dodo yang dibalas dengan semyuman penuh kemenangan oleh pria itu.

“Baik…tenanglah Susine ….Bapak mengerti masalah kamu, dan bapak tidak akan melaporkan kamu, asal…” kata Pak Dodo sambil mendekati Susine .
“Asal apa pak?” tanya Susine , suaranya bergetar dan matanya berkaca-kaca, ia sudah skak mat, tidak tahu harus bagaimana.
“Kamu tahu, Bapak juga diam-diam jadi penggemar kamu, sudah lama Bapak menginginkan kamu, dan sekarang saat yang tepat. Kamu harus melayani Bapak sampai puas, kalo tidak Bapak akan berikan ini ke Kepsek. Dan kalau tersebar ke pers karirmu bakal terancam loh” kata Pak Dodo.

Mata Susine terbelalak mendengar permintaan gila gurunya itu, ia tidak menyangka gara-gara nyontek harus sampai begini. Ciuman aja belum pernah apalagi harus bercinta dengan gurunya lagi.
“Tapi saya belum pernah gituan pak?” Susine mencoba menolak.
“Hahaha…masa sih, kamu kerja jadi artis masa ga pernah gituan sama produser, sutradara, atau aktor lain? Hehehe”

“Bener Pak, saya gak pernah terima tawaran kaya gituan..saya bukan artis seperti itu, tolong Pak jangan begini!” Susine memohon dan air matanya mulai menetes.
“Hahaha…bapak ga bilang gitu kok, ya udah, kalo gitu biar bapak aja yang ajarin. Pokoknya kamu cuma nurutin kata bapak? Siapa tau nanti-nanti kamu bisa godain mereka supaya tambah baik karir kamu hahaha” kata Pak Dodo.
“Nggaaakkk!!” Susine menjerit sambil menangis.

“Ssstttt!!!” Pak Dodo menempelkan telunjuk di depan bibirnya, “kalau ada yang tau kamu tau akibatnya gimana?”
Susine baru sadar hal itu dan segera terdiam dan sesegukan. Di tengah kebingungannya, Pak Dodo mendekati artis muda itu dan mengelus pipinya.
“Jangan pak…saya gak mau” kata Susine sambil menepis tangan Pak Dodo.

Karena nafsu yang sudah membumbung tinggi, Pak Dodo pun menarik tangan Susine sehingga Susine berdiri dari duduknya.
“Pokoknya kamu turutin aja mau bapak biar kita sama-sama enak.” kata Pak Dodo sambil menghempaskan badan Susine kembali ke kursi.
Tak ada pilihan lain bagi Susine selain menuruti nafsu bejat gurunya itu. Susine pun hanya memalingkan wajahnya ketika Pak Dodo mulai melepaskan kancing seragamnya satu per satu. Setelah semua kancingnya terlepas, Pak Dodo menarik kaos dalamanya keatas hingga terlihat BHnya yang berwarna krem. Tanpa permisi lagi dia meremas kedua buah dada Susine yang masih tertutup BH itu. Susine hanya bisa meringgis merasakan setiap remasan Pak Dodo.

“Sudah pak…saya mohon hentikan” iba Susine yang dibalas dengan sebuah tamparan di wajah Susine .
Plaaakkk…
“Lonte…jangan sok jual mahal ya!!” kata Pak Dodo dengan pitam, “jangan paksa Bapak main kasar…sekarang kamu buka semua baju lo atau tak sobek-sobek, kamu pilih yang mana” lanjutnya.

Apabila seragamnya di sobek-sobek Pak Dodo, berarti dia pulang bugil, maka dengan terpaksa, Susine pun mulai  melepas pakaiannya satu per satu hingga tinggal BH dan CD nya saja. Pak Dodo melihat dengan takjub kemolekan muridnya ini yang masih begitu muda dan menggiurkan. Melihat Pak Dodo menatapnya dengan nanar, Susine mencoba menutupi daerah kemaluannya walaupun usahanya sia-sia. Pak Dodo menatap tubuhnya Susine seakan-akan siap untuk disantap.

Pak Dodo berjalan memutari tubuh Susine sambil berdecak kagum akan kemolekan tubuhnya artis muda itu. Sudah lama dia memperhatikan Susine , dia selalu membayangkan tubuh putih mulus Susine , tubuh seorang artis sinetron. Saat ada di belakang Susine , Pak Dodo mengelus punggungnya. Susine tersentak kaget, belum pernah ada yang menyentuhnya seperti ini.

“Jang… an…” belum sempat Susine menyelesaikan kalimatnya, Pak Dodo sudah menggenggam kedua buah dada Susine dari belakang.
Susine coba berontak, tapi Pak Dodo langsung mendekap tubuhnya.
“Akhirnya Bapak bisa menikmati tubuhmu Susine , dari dulu Bapak cuma ngebayangin sambil ngocok di depan TV waktu kamu tampil, sekarang bapak bisa nikmatin sepuasnya. Hehehe…” kata Pak Dodo.

Susine hanya bisa memjamkan mata. Dia tak bisa membayangkan apa yang akan diperbuat gurunya itu. Melihat Susine yang sudah tak berontak lagi, tubuh Susine dibalikkan hingga sekarang mereka saling berhadapan. Dengan secepat kilat Pak Dodo mencaplok bibir manis Susine , bibir yang masih segar, merah merekah, karena belum pernah dijamah laki-laki manapun. Mendapat serangan dadakan itu Susine pun gelagapan.

“Mmmphhh… mmmphhh…” dia berusaha menghindari mulut Pak Dodo yang beraroma rokok kretek yang biasa dia hisap.
Bau tak sedap yang keluar dari mulut Pak Dodo membuat Susine berontak, dia berusaha melepaskan pelukan Pak Dodo. Tapi apalah artinya seorang perempuan seperti Susine melawan Pak Dodo yang lebih kekar. Pak Dodo mulai memainkan lidahnya bahkan menghisap lidah Susine . Tampak sekali Susine kewalahan menghadapi ciuman buas Pak Dodo yang tentu saja lebih pengalaman. Tiba-tiba Pak Dodo menarik tali BH Susine ke bawah hingga terpampang dua buah dada Susine yang masih mulus yang belum terjamah tangan-tangan nakal manapun. Walaupun tidak terlalu besar, tapi proporsional dengan tubuhnya hingga manambah kemolekan tubuh Susine . Susine tersentak kaget, secara refleks dia berusaha menutupi kedua buah dadanya. Tapi tangan Pak Dodo segera membuka tangan Susine .

Susine berusaha melawan, tapi tenaganya tidak kuasa menahan Pak Dodo yang sedang bernafsu ingin melahap buah dadanya. Sambil menahan tangan Susine agar tidak menutupi buah dadanya itu, Pak Dodo langsung melahap kedua buah dada gadis itu secara bergantian bagai seorang anak kecil yang sedang mengemut permen. Dihisap dalam-dalam buah dadanya Susine sambil sesekali menjilati putingnya. Susine hanya bisa meringgis menahan sakit sekaligus kenikmatan yang belum pernah dirasakannya. Nampak sekali Susine yang belum pengalaman mulai takluk dari Pak Dodo yang sudah sarat pengalaman.
“Ampun… pak… sudah…” rintih Susine yang tak digubris Pak Dodo yang sudah terbakar nafsu.

Renggekan Susine malah semakin manambah nafsu Pak Dodo hingga menghisap buah dada Susine semakin dalam, akibatnya timbul noda kemerahan di buah dada Susine . Puas dengan buah dadanya Susine , Pak Dodo berdiri hingga muka Susine tepat berada di kemaluannya. Tanpa malu-malu lagi dia meloroti celana training yang biasa dia pakai sebagai guru olahraga berikut celana dalamnya. Maka tersembulah senjata maut Pak Dodo yang sudah berdiri tegak.
“Nah Susine , coba kamu pegang punya bapak ini” perintah Pak Dodo.
“Gak ah pak, jijik” tolak Susine menggelengkan kepala

Penolakan gadis itu membuat Pak Dodo naik pitam lagi. Dia mengangkat tangannya seolah-olah ingin menampar Susine .
“Ampun pak, iya saya pegang” kata Susine ketakutan.
Dengan gemetar sambil menahan rasa jijik, Susine menggerakkan tangannya memegang penisnya Pak Dodo. ini pertama kalinya Susine memegang penis laki-laki yang sebelumnya hanya dilihat di gambar-gambar porno atau film-film porno.
“Nah gitu dong, jadi anak manis, Susine sayang. hehehe” sambut Pak Dodo.

“Sekarang gerakkan tangan kamu, kocok yang enak” perintah Pak Dodo. Susine menuruti permintaan Pak Dodo sambil menahan rasa jijik.
“Ahhh… Enak tenan…” Pak Dodo mulai menikmati kocokan Susine .
“Sekarang masukin ke mulut lo!” perintah Pak Dodo.
Susine terperanjat, ini saja baru pertama kalinya dia memegang alat vital laki-laki, sekarang dia harus memasukkannya ke dalam mulutnya. Susine merasa tambah jijik, apalagi penis itu mengeluarkan bau tak sedap yang membuatnya mau muntah.

“Dibilang masukin, kok bandel ya!” Pak Dodo mulai tak sabar, tangannya memegang belakang kepala Susine , lalu ditariknya kepala tersebut hingga penisnya langsung masuk ke dalam mulutnya Susine . Ditekannya kepala Susine hingga penisnya masuk seluruhnya.
“Mmmppphhh…” Susine berusahan melepaskan diri tetapi Pak Dodo menahannya dengan semakin menekan kepala Susine lebih dalam.
Akhirnya Pak Dodo melepaskan kepala Susine yang membuat Susine lega bisa bernafas lagi.
“Ampun pak, jangan lagi” renggek Susine dengan berlinang air mata.
“Hehehe, lama-lama juga lo terbiasa” kata Pak Dodo dengan raut wajah mengejek Susine .
“Ayo masukin lagi. Apa lo mau bapak paksa lagi?” perintah Pak Dodo.

Karena tidak punya pilihan lagi, maka Susine dengan terpaksa kembali memasukkan penis Pak Dodo ke dalam mulutnya.
“Nah gitu dong dari tadi, sekarang oral Yuk!” perintah Pak Dodo. Susine diam saja, dia belum pernah melihat alat kelamin laki-laki apalagi mengoralnya.
“Kamu belum pernah ya? Sini bapak ajarin” lalu Pak Dodo memegang kepala Susine dan bergerak maju mundur hingga penisnya keluar masuk mulut Susine .
“Nah sekarang kamu coba lakukan” perintah Pak Dodo.
Susine pun menggerakkan kepalanya hingga penisnya Pak Dodo keluar masuk dengan menahan rasa jijik.
“Hahaha, kamu emang cepat belajarnya…sekalian isep dong!” perintah Pak Dodo.

Di bawah ancaman, Susine mau tak mau menuruti perintah Pak Dodo. Guru bejat itu benar-benar menikmati oral yang dilakukan tapi dia tak mau klimaks dulu, dia masih ingin menikmati tubuh Susine . Lalu Pak Dodo menarik penisnya dari mulut Susine . Kembali dia mencaplok kedua buah dada Susine . Pak Dodo mulai bergerilya dari buah dadanya Susine ke bawah menuju perut Susine . Setibanya di perut Susine , Pak Dodo menarik celana dalam Susine hingga lututnya. Susine kaget hingga dia terdorong ke belakang. Untung saja ada kursi tempat yang dia duduki tadi.

Tapi itu membuat Pak Dodo dapat melihat kemaluan Susine yang masih ditumbuhi oleh bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Pak Dodo terpana melihat pemandangan itu hingga membuat dia semakin bernafsu. Tak sabar dia ingin memasukkan penisnya ke dalam vaginanya Susine . Tapi dia ingin bermain sepuasnya dengan tubuhnya Susine . Dengan perlahan tapi pasti, dia mulai mendekati selangkangan Susine . Susine berusaha mencegahnya dengan menutupi daerah kemaluannya itu.
“Tolong jangan Pak….saya masih perawan” Susine  memohon belas kasihan pak Dodo.

Bagai serigala yang tak kenal ampun pada mangsanya, Pak Dodo menyibak tangan Susine , bahkan memelintir tangannya.
“Diem jangan ngelawan, kalo kamu masih ngelawan, ntar Bapak gampar” kata Pak Dodo dengan keras.
Susine pun hanya pasrah bahwa dia akan kehilangan keperawanannya oleh Pak Dodo guru olahraga yang sangat dia benci itu. Lalu dia manarik celana dalam Susine hingga lepas semua. Sekarang bagian bawah Susine sudah polos tak tertutup apapun. Lalu Pak Dodo menjauhkan kedua kaki Susine hingga daerah intim Susine semakin terbuka lebar. Langsung saja dia menjilati bibir vagina Susine yang membuat pemiliknya meringgis. Namun, ada sensasi kenikmatan yang belum pernah Susine rasakan sebelumnya, sensasi organ kewanitaannya dirangsang seperti ini, sepertinya membawanya terbang.
“Enak kan hehehe?” tanya Pak Dodo.

Susine memejamkan mata, air matanya makin tertumpah, tentu ia tak mau mengakui bahwa dirinya juga menikmati permainan lidah Pak Dodo. Dia hanya menahan kedua bibirnya berusah menahan gelombang kenikmatan yang dialaminya. Tak mendapat respon dari Susine , Pak Dodo kembali menjilati vaginanya Susine . Kali ini dia memasukkan lidahnya ke dalam yang membuat Susine  menggelengkan kepalanya sambil meringgis seperti menahan sesuatu.

Selang beberapa menit kemudian, Susine merasakan vaginanya berdenyut-denyut dan ada sesuatu yang tak tertahankan mau keluar
“Pak… Susine … mau pipis…stop Pak…stop…aaahhh” Susine tidak dapat menahan serangan-serangan Pak Dodo dan akhirnya “Ahhhh…” Susine pun berteriak menandakan telah orgasme, orgasme pertamanya dari laki-laki yang memaksanya melakukan perbuatan amoral.
“Hehehe, ini bukan pipis, manis, ini namanya orgasme…ternyata kamu menikmati juga yah. Sekarang kamu telah jadi lonte, kamu harus siap bapak pakai kapanpun, ngerti?” kata Pak Dodo kegirangan.

Susine tertunduk dan tangisannya makin menjadi-jadi menerima kenyataan dirinya telah dinodai oleh gurunya sendiri. Tiba-tiba Pak Dodo mencium Susine yang membuat dia kelabakan karena nafasnya yang ngos-ngosan sehabis orgasme barusan harus menerima ciuman dari Pak Dodo hingga membuatnya menjadi sesak nafas.
“Pak… mmppphh… tunggu… mmppphh… dulu…” minta Susine .

Permintaan Susine semakin membuat Pak Dodo melumat habis mulut Susine . Karena tak digubris, akhirnya Susine membiarkan Pak Dodo melumat mulutnya sedangkan Susine mencari sela untuk bernafas. Tiba-tiba Pak Dodo menghentikan aksinya.
“Dah sekarang kamu berdiri!” perintah Pak Dodo.

Dengan gemeteran, Susine mematuhi perintah Pak Dodo, dia berdiri dari kursi yang dia duduki. Lalu Pak Dodo menggeser kursi tersebut dan membalikkan badan Susine . Lalu badan Susine di dorong hingga sekarang dia terlungkup di meja Pak Dodo. Susine dapat merasakan sesuatu bergerak di selangkangannya, dia pun menoleh ke belakang, dan dia melihat Pak Dodo sedang berusaha memasukkan penisnya ke vaginanya. Susine pun tersentak kaget.
“Pliss Pak, jangan…huuu—hhuuuu…” Susine meronta dan menangis berusaha menghentikan perbuatan Pak Dodo.
“Dah kamu diam aja, ntar juga ketagihan” balas Pak Dodo.

Akhirnya penisnya Pak Dodo menemukan sasarannya. Ketika Pak Dodo berusaha memasukkan penisnya lebih dalam, Susine hanya bisa meringis menahan sakit karena ada benda padat memasuki kemaluannya. Dengan perlahan, Pak Dodo memasukkan penisnya lebih dalam hingga Susine tidak tahan untuk menjerit.
“Ampun, sudah Pak… Aaaggghhh…” jeritnya karena sebuah benda keras memasuki kemaluannya.

Dorongan Pak Dodo terhenti karena penis itu mencapai dinding keperawanan Susine . Pak Dodo pun menariknya sesaat tapi kemudian dia mendorongnya lebih keras lagi.
“Tidaaakkk… Aaaggghhh…” Susine merasakan rasa sakit yang luar biasa karena hujaman penis Pak Dodo kali ini berhasil menjebol keperawanannya.
Darah pun meleleh dari pinggir bibir vaginanya diiringi air mata Susine yang meratapi kesuciannya diambil oleh gurunya tersebut.
“Cup… cup… cup, anak bapak jangan menangis, ntar bapak beliin permen, hak… hak…” terdengar ledekan Pak Dodo karena bisa memerawani Susine .

Susine diam sesegukan karena kesuciannya telah terenggut. Lalu Pak Dodo mulai menggerakkan pinggulnya hingga membuat penisnya keluar masuk vaginanya Susine . Susine hanya bisa meringgis dan mendesah setiap hentakan Pak Dodo. Lama kelamaan Susine terbiasa dan mulai menikmati persenggamaan itu. Tapi dia diam saja karena dia tak mau menambah kesenangan Pak Dodo. Hentakan demi hentakan Pak Dodo yang diterima Susine membuat keduanya berkeringat dan Susine merasakan sesuatu akan meledak di kemaluannya. Suatu sensasi yang belum dia dapatkan sebelumnya. Pak Dodo menambah sensasi yang dialami Susine dengan menghisap jenjang leher Susine yang membuat Susine semakin meringgis. Pak Dodo juga meremas-remas kedua buah dada Susine dari belakang.

Susine tak menolak apalagi melawan, dia sudah hanyut dalam nafsu yang dipancing Pak Dodo. Mulutnya yang terbuka sangat lebar meronta-ronta dan tampak sangat menderita, ia hanya tinggal memakai sepatu sport dan kaus kaki putihnya hingga semakin merangsang pria itu untuk berbuat lebih ganas. Pak Dodo menggenjotnya lagi dan lagi dengan tanpa ampun lagi karena ia sudah benar-benar kesetanan.

Pria itu semakin ganas dengan genjotan liarnya, sampai-sampai suaranya terdengar, clep, clepp, clepp.., sementara Susine hanya bisa mengerang kesakitan, dari pinggir bibir vaginanya nampak darah perawannya berlelehan.
“Aaahhh…aahhh…aahhh!!” desah Susine , begitu seterusnya sampai suara teriakannya lebih serak dari yang sebelumnya, dan ternyata air mata Susine yang menangis tersedu-sedu semenjak tadi belum habis juga malah semakin deras sehingga membasahi payudaranya.

Sambil menggenjotnya, Pak Dodo juga menjilati air mata Susine , lalu mengulum mulut gadis itu yang semenjak tadi menganga itu sampai dia sulit untuk bernapas sampai akhirnya, crott.. Sperma Pak Dodo pun tertumpah di rahim artis muda yang malang itu.
“Aaahhh…sippp…uueennaakknya!” erang Pak Dodo sambil berkelojotan kenikmatan.

Entah mengapa, mungkin karena kelelahan diperkosa hingga Susine pun tak sadarkan diri. Nafsu Pak Dodo belumlah reda, ia terpesona melihat tubuh telanjang Susine yang sudah terkulai lemas dan bercucuran keringat itu, maka kembali pria itu mengerjainya kembali selagi dia pingsan. Pak Dodo mengisap-hisap sambil sedikit menggigit dan menarik putingnya ke atas saking gemasnya hingga akibatnya kedua payudara Susine kini memerah, tetapi ia tidak mempedulikannya sama sekali.

Pria itu melihat jam tangannya, waktu telah menunjukkan pukul 13:05 WIB, berarti ia tadi telah mengerjainya selama hampir dua jam, wajar jika dia sekarang pingsan, mungkin juga pada jam ini Susine sudah seharusnya pulang sekolah. Untuk mengantisipasi hal ini, Pak Dodo mengambil ponsel Susine , ia menulis SMS pada mama Susine yang isinya, ‘hari ini agak telat Ma, jemputnya nanti aja jam 2.30’. Setelah itu, ia memutuskan untuk beristirahat dulu sambil minum untuk memulihkan tenaganya yang sudah lumayan habis dan untuk mempersiapkan diri pada sesi berikutnya.

Kemudian menggelar matras di tengah ruangan itu dan dipapahnya tubuh Susine dan diletakkan di atasnya. Dengan seringai mesum di wajahnya ia tuangkan segelas air ke wajah gadis itu. Susine pun perlahan memperoleh kembali kesadarannya karena siraman air. Pak Dodo yang tenaganya sudah kembali pulih, segera saja menuju target yang belum pernah ia jamah dari tadi yaitu anusnya. Dan akhirnya posisinya telah dirasa pas untuk melakukan posisi doggy style. Setelah mendapatkan posisi yang tepat, pertama-tama pria itu menjilati dan menusuk-nusuk anus Susine dengan lidahnya dengan ganasnya dan rasanya benar-benar nikmat sekali. “Aduuhh!! Aahh!! Pak…jangan Pak, jangan disitu!” erang Susine .

Entah mengapa Susine tampak menderita sekali, padahal pria itu belum melakukan apa-apa, hanya sebatas menjilati sambil menusuk-nusuk anusnya dengan lidah dan jari. Tapi peduli apa, justru dengan dia meronta-ronta seperti itu akan membuat nafsu pria itu semakin meledak. Tanpa pikir panjang lagi, Pak Dodo langsung mengambil posisi untuk menyetubuhinya lagi, kali ini lewat anal. Pertama-tama ia menancapkan sepertiga batangnya dulu di anus Susine . Karena anus gadis itu benar-benar kecil dan masih perawan maka ini akan cukup sulit, pikir pria itu. Tiba-tiba terdengar rontaan Susine .

“Ampuun Pak! Mau diapakan saya!! Jangan di situ! Sakit!!”
Tanpa peduli sedikit pun dengan apa yang diucapkan Susine , Pak Dodo mulai kembali mencoba menerobos anus Susine . Didorong masuk kemudian dikeluarkan lagi, dan terus ia lakukan itu sampai anus Susine menjadi sedikit licin dan longgar. Karena akhirnya agak jengkel dan bosan untuk menunggu lebih lama lagi, maka Pak Dodo pun menerobos liang anus Susine dengan sekuat tenaga. Slackk!! Scrrct!!
“Uuookkhh!! Khaakkhh!! Ahhgghh!!”, jerit Susine dengan tubuh berkelejotan.

Susine tampak benar-benar menderita, dan pria itu juga sudah merasakan ada sesuatu yang sobek, maka ia teliti anus gadis itu untuk memastikannya dan ternyata benar, darah segar sudah mengucur deras dari liang anusnya. Pak Dodo kembali mengambil celana dalam Susine untuk membersihkan darah dari anusnya. Darahnya benar-benar banyak, mungkin karena liang anusnya terlalu kecil. Dan setelah memastikan liang anus Susine telah terasa licin dan mulai nikmat untuk digarap, langsung saja Pak Dodo kembali menggenjot gadis itu dengan sodokan-sodokannya yang ganas. Susine hanya bisa menangis tersedu-sedu dan memohon untuk segera dipulangkan ke rumahnya karena mungkin orang tuanya sekarang sudah mulai mencemaskan dirinya yang belum pulang dari sekolah.

“Enngghh.. Enngghh.. sudah Pak..saya mohoon..saya mau pulang Pak…. Heenngghh.. Engghh..”
“Tenang saja Susine , Bapak udah kabarkan ke mamamu kalau pulangnya telat, tidak akan ada yang kuatir, sekarang kamu nikmati aja dulu!”
Mendengar rintihannya yang terdengar serak dan sangat menderita itu menyebabkan birahi Pak Dodo justru semakin naik, dan ia menggenjot anus gadis itu dengan lebih ganas lagi hingga akhirnya aku menyemburkan spermanya di dalam anus Susine . Tangan Pak Dodo juga bergerilya di sekujur tubuh Susine , payudara yang menggantung itu diremasinya dengan gemas.

“Eeeggghh… Pak, Susine mau keluar lagi!” erang Susine sudah tak tahan.
“Yah sudah yuk, keluarin aja kalo gak tahan, hehehe” kata Pak Dodo tanpa berhenti menggenjot
“Eeeggghh… Pak, Susine sudah gak tahan… Aaaggghhh…” akhirnya Susine mencapai orgasme lagi.
Walaupun Susine telah klimaks tapi Pak Dodo masih belum selesai.
“Pak sudah pak…saya mohon…aahh” pinta Susine

“Enak aja, saya khan belum keluar, hehehe” jawab Pak Dodo.
Bukannya makin pelan, gerakan Pak Dodo makin kencang bahkan tak memperdulikan Susine yang baru saja orgasme. Tindakan Pak Dodo membuat nafsu Susine naik lagi. Dia pun mengimbanginya dengan ikut menggoyangkan pantatnya. Yakin anak muridnya itu sudah jatuh ke tangannya pria itu semakin cepat menggoyangkan pantatnya bahkan semakin lama gerakan mereka semakin tak terkendali.

Selang beberapa menit kemudian akhirnya…
“Aaagghhh…” Susine akhirnya orgasme kembali, diikuti oleh Pak Dodo beberapa saat kemudian.
“Gimana Yuk rasanya? Enak? Hehehe” Pak Dodo senang karena muridnya itu orgasme duluan. Susine diam saja menanggapi ledekan Pak Dodo. Ia merasakan nyeri pada anus dan vaginanya yang baru saja diperawani, darah keperawanan, cairan orgasme, dan sperma bercampur membasahi kedua liang senggamanya itu.
“Nah sekarang kamu dah jadi budak seks Bapak, jadi kamu harus siap Bapak pakai kapan saja, kamu mengerti itu Susine ?” tanya Pak Dodo.
Susine mengangguk lemah dan mulai memunguti pakaiannya yang tercecer.

“Sekarang kamu boleh pulang, tapi kapan pun Bapak minta kamu harus siap!” perintah Pak Dodo diikuti oleh anggukan Susine .
Setelah memakai seragamnya kembali, Susine pun pulang dengan kenyataan bahwa sekarang dia telah jadi budak seks Pak Dodo, guru olahraganya. Suatu perasaan malu dan terhina kini melandanya, bagaimana gara-gara perbuatan menyontek telah menyeretnya sejauh ini oleh gurunya yang bejat itu. Namun di hati kecilnya ia juga menikmati perkosaan tadi. Sesampainya di rumah ia segera mandi membersihkan diri dan berusaha menyembunyikan perasaannya di depan mama dan adik-adiknya.

##############################
Seminggu kemudian

Pak Dodo tersenyum lebar sambil duduk di ruangannya, di bawahnya Susine tengah berlutut dan mengulum penis pria itu. Mata Pak Dodo tertuju pada layar BB di genggamannya yang sedang memainkan video berisi adegan mandi seorang wanita yang wajahnya tidak asing lagi karena seorang public figure
“Hehehe…kamu memang murid yang baik Susine , pokoknya bapak janji akan memberi nilai bagus untuk olah raga kamu, selama kamu nurut sama Bapak tentunya!” pujinya sambil mengelusi rambut gadis yang sedang mengoral penisnya itu.
“Kamu ada nomernya di sini kan?” tanya pria itu lagi.

“Ada Pak cari aja di situ” jawab Susine  melepas penis di mulutnya.
“Nomer yang masih aktif kan?”
Susine mengangguk, lalu pria itu kembali mendorong kepalanya untuk meneruskan oral seksnya. Pak Dodo mencari-cari nomor dari daftar kontal di BB Susine .
“Yang ini, benar?” tanya Pak Dodo seraya menunjukkan BB itu pada nama ‘Kak Bella’
Susine mengangguk mengiyakannya. Pria itu lalu menyalin nomer itu ke HP miliknya.
“Maaf Kak Bella, saya terpaksa” kata Susine dalam hatinya.

Kak Bella yang dimaksud tidak lain adalah aktris Laudya Cynthia Bella yang dishoot diam-diam ketika mandi ketika di hotel di dekat lokasi syuting bareng. Itu tentu atas perintah Pak Dodo yang memanfaatkan muridnya yang telah menjadi budak seks ini.
“Hehehe…memang hoki punya koneksi artis, jadi bisa menghubungkan ke artis lainnya, betul kan Susine ? Bapak yakin dia akan nurut kalau ga mau bikin skandal, kita nanti bisa threesome bareng hak…hak…hak!!” tawanya penuh kemenangan. Tamat By : Texasbola.com

Baca Juga : Satu Keluarga Bebas Ngentot