Sangekindo - Dari mana lo? ” tanyaku.
“Dari jalan dong. Memang seperti kakak, ngedekem mulu dirumah, ” jawabnya sembari manyun.
“Aku juga seringkali jalan tau, memang elo doang. Hanya saat ini sekali lagi males, ” kataku.
“Oh iya, Kak. Kenalin nih temanku, namanya Anti, teman sekelasku, ” tuturnya.
Pada akhirnya saya kenalan sama itu anak. Mendadak si Dina bertanya, “lihat VCD Boyzone saya tidak? ”
“Tau, mencari saja di laci, ” kataku.
Eh, dia buka tempat saya menyimpan VCD BF. Saya segera gelagapan.
“Eh, bukanlah di situ.. ” kataku cemas.
“Kali saja ada, ” tuturnya.
Telat. Belum juga pernah kutahan dia telah lihat VCD XX yang covernya lumayan hot itu, bila yang X2 sich tidak gunakan gambar.
“Idih.. Kak. Kok nonton film seperti begini? ” tuturnya sembari melihat jijik ke VCD itu.
Rekannya sich senyam-senyum saja.
“Enggak kok, saya barusan dititipin sama rekanku, ” jawabku bohong.
“Bohong banget. Ngapain juga jika dititipin nyasar sampai di laci ini, ” tuturnya.
“Kak, ini film jorok kan? Nnngg.. seperti apa sich? ” tanyanya sekali lagi.
Saya tertawa saja dalam hati. Barusan jijik, kok saat ini jadi penasaran.
“Elo mao nonton juga? ” tanyaku.
“Mmm.. jijik sich.. tapi.. penasaran Kak.. ” tuturnya sembari malu-malu.
“Anti, elo mao nonton juga tidak? ” tanyanya ke rekannya.
“Aku mah asik saja. Lagian saya telah sempat kok nonton film seperti demikian, ” jawab rekannya.
“Gimana.. jadi tidak? keburu ibu sama ayah pulang nih, ” desakku.
“Ayo deh. Tapi jika saya jijik, dimatiin ya? ” tuturnya.
“Enak saja lo, elo kabur saja ke kamar, ” jawabku.
Lantas VCD itu saya nyalakan. Jreng.. dimulailah film itu. Saya nontonnya sembari kadang-kadang memandangi adikku serta rekannya. Si Anti sich nampaknya tenang nontonnya, telah “expert” kali ya? Bila adikku terlihat demikian baru pertama kalinya nonton film seperti demikian. Dia terlihat takut-takut. Terlebih cocok adegan rudalnya cowok dihisap. Mana itu rudal besarnya minta ampun. “Ih, jijik banget.. ” kata Dina. Cocok adegan ML kelihatannya si Dina telah tidak tahan. Dia segera kabur ke kamar.
“Yee, jadi kabur, ” kata Anti.
“Elo masih tetap mao nonton tidak? ” tanyaku ke si Anti.
“Ya, selalu saja, ” jawabnya.
Cerita Bokep – Setelah Nonton Video Porno Aku Mempraktekkanya – Wah, bisa juga nih anak. Kelihatannya, dapat nih saya main sama dia. Tapi bila dia geram bagaimana? fikirku dalam hati. Ah, tidak apa-apa kok, tidaklah sampai ML ini. Sembari nonton, saya duduknya mendekat sama dia. Dia masih tetap selalu serius nonton. Lantas kucoba pegang tangannya. Pertama dia kaget tapi dia tidak berupaya melepas tangannya dari tanganku. Peluang besar, fikirku. Kuelus saja lehernya. Dia jadi pejamkan matanya. Kelihatannya dia nikmati demikian. Wow, tampangnya itu lho, manis! Saya jadi menginginkan nekat. Saat dia masih tetap merem, kudekati bibirku ke bibir dia.
Pada akhirnya bersentuhanlah bibir kami. Karna mungkin saja memanglah telah jago, si Anti jadi mengajak French Kiss. Lidah dia masuk ke mulutku serta bermain-main didalam mulut. Sial, jagoan dia dari pada saya. Masa saya dikalahin sama anak SMP sich. Sembari kami ber-French Kiss, saya berupaya masukan tanganku ke balik pakaiannya. Mencari sebongkah buah dada imut. Ukuran dadanya tidak demikian besar, tapi kelihatannya sich seksi. Soalnya tubuh si Anti itu tidak besar tapi tidak kurus, serta badannya itu putih.
Demikian ketemu buah dadanya, segera kupegang serta kuraba-raba. Tapi masih tetap terbungkus sama bra-nya. “Baju elo gue buka ya? ” tanyaku. Dia ngangguk saja sembari mengangkat tangannya ke atas. Kubuka pakaiannya. Saat ini dia tinggal gunakan bra warna pink serta celana panjang yang masih tetap digunakan. Shit! kataku dalam hati. Mulus sekali! Kubuka saja bra-nya. Payudaranya bagus, runcing serta putingnya berwarna pink. Segera kujilati payudaranya, dia mendesah, saya jadi semakin terangsang. Saya jadi pingin menyetubuhi dia. Tapi saya belum juga sempat ML, jadi saya tidak berani.
Cerita Bokep – Setelah Nonton Video Porno Aku Mempraktekkanya – Tapi bila sekitaran dada saja sich saya lumayan tahu. Bagaimana ya? Mendadak cocok saya sekali lagi menjilati payudara si Anti, adikku keluar dari kamar. Kami keduanya sama kaget. Dia kaget lihat apa yang kakak serta rekannya perbuat. Saya serta Anti kaget cocok lihat Dina keluar dari kamar. Si Anti cepat-cepat gunakan bra serta pakaiannya sekali lagi. Si Dina segera masuk ke kamarnya sekali lagi. Kelihatannya dia shock lihat apa yang kami berdua kerjakan. Si Anti segera pamit ingin pulang. “Bilang sama Dina ya.. sorry, ” kata Anti. “Tidak apa-apa kok, ” jawabku. Pada akhirnya dia pulang.
Saya ketuk kamarnya Dina. Saya menginginkan menerangkan. Eh, dirinya diam saja. Masih tetap kaget kali ya, fikirku. Saya tidur saja, serta nyatanya saya ketiduran hingga malam. Cocok kebangun, saya tidak dapat tidur sekali lagi, saya keluar kamar. Nonton TV ah, fikirku. Cocok hingga dimuka TV nyatanya adikku sekali lagi tidur di kursi depan TV. Tentu ketiduran sekali lagi nih anak, kataku dalam hati. Dikarenakan lihat dia tidur dengan agak “terbuka” mendadak saya jadi keingat sama film X2 yang belum juga usai kutonton, yang ceritanya mengenai hubungan sex pada adik serta kakak, ditambah keinginan saya yg tidak kesampaian cocok sama Anti barusan. Saat adikku menggerakan kakinya buat roknya terungkap, serta terlihatlah CD-nya. Demikian lihat CD-nya saya jadi makin nafsu. Tapi saya takut. Ini kan adikku sendiri masa saya setubuhi sich. Tapi dorongan nafsu makin menggila.
Ah, saya peloroti saja CD-nya. Eh, kelak bila dia bangun bagaimana? Ah, cuek saja. Demikian CD-nya turun semuanya, wow, belahan kemaluannya tampak masih tetap sangat rapat serta dihiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Kucoba sentuh, hmm.. halus sekali. Kusentuh garis kemaluannya. Mendadak dia menggumam, saya jadi kaget. Saya terasa di ruangan TV sangat terbuka. Kurapikan sekali lagi baju adikku, selalu kugendong ke kamarnya.
Hingga di kamar dia, it’s show time, fikirku. Kutiduri dia di kasurnya. Kubukakan pakaiannya. Nyatanya dia tidak gunakan bra. Wah, payah juga nih adikku. Kelak bila payudaranya jadi turun bagaimana. Demikian pakaiannya terbuka, buah dada mungilnya menyembul. Ih, lucu memiliki bentuk. Masih tetap kecil buah dadanya tapi lumayan ada. Kucoba hisap putingnya, hmm.. nikmat! Buah dada serta putingnya demikian lembut. Eh, mendadak dia bangun! “Kak.. ngapain lo! ” teriaknya sembari mendorongku. Saya kaget sekali, “Ngg.. ngg.. tidak kok, saya hanya ingin meneruskan barusan cocok sama si Anti, tidak ayah kan? ” jawabku ketakutan. Saya mengharapkan orang-tua saya tidak mendengar teriakan adikku yang agak keras barusan. Dia menangis.
“Sorry ya Din, gue salah, habis elo juga sich ngapain tidur di ruangan TV dengan kondisi sesuai sama itu, tidak pakai bra sekali lagi, ” kataku.
“Jangan katakan sama ibu serta ayah ya, please.. ” kataku.
Dia masih tetap nangis. Pada akhirnya kutinggali dia. Aduh, saya takut kelak dia ngadu.
Mulai sejak waktu itu saya bila ketemu dia sukai canggung. Bila ngomong paling seadanya saja. Tapi saya masih tetap penasaran. Saya masih tetap menginginkan coba sekali lagi untuk “ngegituin” Dina. Hingga disuatu hari, adikku tengah sendiri di kamar. Saya cobalah masuk,
“Din, sekali lagi ngapain elo, ” saya berusaha untuk beramah-tamah.
“Lagi dengarkan kaset, ” jawabnya.
“Yang saat itu, elo masih tetap geram ya.. ” tanyaku.
“.. ” dia diam saja.
“Sebenernya gue.. gue.. ingin nyoba sekali lagi.. ” hilang ingatan ya saya nekat sekali.
Dia kaget serta cocok dia ingin ngomong suatu hal segera saya dekati mukanya serta segera kucium bibirnya.
“MmhHPp.. Kakk.. mmHPh.. ” dia seperti ingin ngomong suatu hal.
Tapi pada akhirnya dia diam serta ikuti permainanku untuk ciuman. Sembari ciuman itu tanganku coba meraba-raba dadanya dari luar. Pertama rasakan payudaranya diraba, dia menepis tanganku. Tapi saya selalu berupaya sembari tetaplah berciuman. Sesudah sebagian menit berciuman sembari meraba-raba payudaranya, saya coba buka pakaiannya. Eh, kok dia segera ingin saja di buka ya? Mungkin saja dia sekali lagi rasakan kesenangan yang sangat begitu serta pertama kalinya dirasakannya. Demikian di buka, segera kubuka bra-nya. Kujilati
putingnya serta sembari menyeka serta mneremas-remas buah dada yang satunya. Meskipun payudara adikku itu masih tetap agak kecil, tapi bisa memberi sensasi yang tidak kalah dengan payudara yang besar. Saat tengah dihisap-hisap, dia mendesah, “Sshh.. sshh.. ahh, enak, Kak.. ” Sesudah kuhisap, putingnya jadi tegang serta agak keras. Selalu kubuka celanaku serta saya mengeluarkan “adik”-ku yang telah lumayan tegang. Cocok dia lihat, dia agak kaget. Soalnya dahulu kami sempat mandi bareng cocok “punya”-ku masih tetap kecil. Saat ini kan telah besar dong.
Saya bertanya sama dia, “Berani untuk ngisep miliki gue tidak? Entar miliki elo juga gue isepin deh, kita pakai tempat 69. ”
“69.. apa’an tuch? ” tanyanya.
“Posisi di mana kita sama-sama menghisap serta ngejilatin punyanya mitra kita ketika terkait, ” jelasku.
“Ooo.. ”
Cerita Bokep – Setelah Nonton Video Porno Aku Mempraktekkanya – Segera saya buka celana dia serta CD-nya. Kami segera ambil tempat 69. Saya buka belahan kemaluannya serta terlihatlah klitorisnya seperti bentuk kacang didalam kemaluannya itu. Saat kusentuh gunakan lidah, dia mengerang,
“Ahh.. Kakak nyentuh apanya sich kok enak banget.. ” tanyanya.
“Elo harusnya ngejilatin serta ngisep miliki gue dong. Masa elo doang yang enak, ” kataku.
“Iya Kak, habis takut serta geli sich.. ” jawabnya.
“Jangan bayangin yang bebrapa bukanlah dong. Bayangin saja keenakan elo, ” kataku sekali lagi.
Waktu itu juga dia segera menjilat punyaku. Dia menjilati kepala anu-ku dengan perlahan-lahan. Uuhh, enak benar. Selalu dia mulai menjilati semua dari batanganku. Lantas dia masukan punyaku ke mulutnya serta mulai mengisapnya. Oohh.. hilang ingatan benar. Dia nyatanya memiliki bakat. Hisapannya membuatku jadi nyaris keluar.
“Stop.. eh, Din, stop dahulu, ” kataku.
“Lho mengapa? ” tanyanya.
“Tahan dahulu entar saya keluar, ” jawabku.
“Lho memang mengapa bila keluar? ” tanyanya sekali lagi.
“Entar game over, ” kataku.
Nyatanya adikku memanglah belum juga tahu problem sex. Betul-betul polos. Pada akhirnya kujelaskan mengapa bila cowok telah keluar tidak dapat selalu pemainannya. Pada akhirnya dia mulai tahu. Tempat kami telah tidak 69 sekali lagi, jadi saya saja yang bekerja. Lalu saya lanjutkan mengisapi kemaluannya serta klitorisnya. Dia terus-terusan mendesah serta mengerang.
“Kak Iwan.. selalu Kak.. di situ.. iya di situ.. oohh.. sshh.. ”
Saya selalu mengisap serta menjilatinya. Dia menjambak rambutku. Sembari matanya merem-melek. Pada akhirnya saya telah dalam keadaan fit sekali lagi (barusan kan keadaannya telah ingin keluar). Kutanya sama adikku,
“Elo berani ML tidak? ”
“.. ” dia diam.
“Gue ingin ML, tapi terserah elo.. gue tidak maksa, ” kataku.
“Sebenerya gue takut. Tapi telah kepalang tanggung nih.. gue sekali lagi ‘on air’, ” kata dia.
“OK.. jadi elo ingin ya? ” tanyaku sekali lagi.
“.. ” dia diam sekali lagi.
“Ya telah deh, kayanya elo ingin, ” kataku.
“Tapi tahan sedikit. Kelak agak sakit awalannya. Soalnya elo baru pertama kalinya, ” kataku.
“.. ” dia diam saja sembari memandang kosong ke langit-langit.
Kubuka ke-2 belah pahanya lebar-lebar. Terlihat bibir kemaluannya yang masih tetap sempit itu. Kuarahkan ke lubang kemaluannya. Demikian saya sentuhkan kepala “anu”-ku ke liang kemaluannya, Dina menarik nafas panjang, serta terlihat sedikit keluarkan air mata. “Tahan ya Din.. ” Segera kudorong anu-ku masuk kedalam lubang kemaluannya. Tapi masih tetap sulit, soalnya masih tetap sempit sekali.
Saya selalu coba mendorong anu-ku, serta.. “Bleess.. ” masuk juga kepala kemaluanku. Dina agak berteriak,
“Akhh sakit Kak.. ”
“Tahan ya Din.. ” kataku.
Saya selalu mendorong supaya masuk semuanya. Pada akhirnya masuk semuanya kemaluanku kedalam selangkangan adikku sendiri.
“Ahh.. Kak.. sakit Kak.. ahh.. ”
Sesudah masuk, segera kugoyang maju-mundur, keluar masuk liang kemaluannya.
“Ssshh.. sakitt Kak.. ahh.. enak.. Kak, teruss.. goyang Kak.. ”
Dia jadi mengerang tidak karuan. Sesudah sebagian menit dengan tempat itu, kami ganti dengan tempat “dog model”. Dina kusuruh menungging serta saya masukan ke lubang kemaluannya lewat belakang. Sesudah masuk, selalu kugenjot. Tapi dengan kondisi “dog model” itu nyatanya Dina segera alami orgasme. Merasa sekali otot-otot didalam kemaluannya itu seperti menarik batang kemaluanku untuk lebih masuk.
“Ahh.. ahha.. saya lemess banget.. Kak, ” rintihnya serta dia jatuh telungkup. Tapi saya belum juga orgasme. Jadi kuteruskan saja. Kubalikkan tubuhnya untuk tidur terlentang. Selalu kubuka sekali lagi belahan pahanya. Kumasukkan kemaluanku kedalam lubang kemaluannya. Walau sebenarnya dia telah kecapaian.
“Kak, telah dong! Gue telah lemes.. ” pintanya.
“Sebentar sekali lagi ya.. ” jawabku.
Tapi sesudah sebagian menit kugenjot, eh, dirinya fresh sekali lagi.
“Kak, yang agak cepet sekali lagi dong.. ” tuturnya.
Kupercepat dorongan serta genjotanku.
“Ya.. seperti gitu dong.. sshh.. ahh.. uhuuh, ” desahannya semakin maut saja.
Sembari menggenjot, tanganku meraba-raba serta meremas payudaranya yang mungil itu. Mendadak saya seolah ingin meledak, nyatanya saya ingin orgasme. “Ahh, Din saya ingin keluar.. ahh.. ” Nyatanya waktu yang berbarengan dia orgasme juga. Kemaluanku seperti dipijat didalam. Karna masih tetap enak, kukeluarkan didalam kemaluannya. Kelak kusuruh minum pil KB saja agar tidak hamil, fikirku dalam hati.
Sesudah orgasme bareng itu kucium bibirnya sebentar. Kemudian saya serta dia pada akhirnya ketiduran serta tetap dalam kondisi bugil serta berkeringat di kamar dikarenakan kecapaian. Saat bangun, saya dengsr dia sekali lagi merintih sembari menangis.
“Kak, bagaimana nih. Punyaku berdarah banyak, ” tangisnya.
Kulihat nyatanya di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Serta kemaluannya agak sedikit melebar. Saya kaget memandangnya. Bagaimana nih jadinya?
“Kak, saya telah tidak perawan sekali lagi ya? ” tanyanya.
“.. ” saya diam saja.
Habis ingin jawab apa. Hilang ingatan! saya telah merenggut keperawanan adikku sendiri.
“Kak, punyaku tidak apa-apakan? ” tanyanya sekali lagi.
“Berdarah begini lumrah untuk pertama kalinya, ” kataku.
Mendadak, dikarenakan lihat dia tidak gunakan CD serta memerlihatkan kemaluannya yang agak melebar itu ke saya, anu-ku “On” sekali lagi!Tamat By : Texasbola